Pada akhir tahun 2015, Presiden Joko Widodo dan Wakil Pemerintahan Presiden Jusuf Kalla mulai meluncurkan serangkaian kebijakan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui berbagai kebijakan ekonomi tersebut, dari Paket I hingga Paket 12 (sampai Juni 2016), presiden dan wakil presiden telah membuat terobosan. Tujuannya adalah untuk mempercepat perekonomian pertumbuhan.
Tahun 2014 sudah berlalu, ditandai dengan peristiwa penting bagi Indonesia, yaitu Pemilihan Umum sebagai konsesus demokrasi sebagai simbol kedaulatan rakyat. Jokowi telah terpilih menjadi presiden dengan wakilnya Jusuf Kalla. Indonesia memiliki pemimpin baru yang akan memberikan harapan kemajuan. Tahun 2015 merupakan tahun pertama pemerintahan Jokowi yakni tahun realisasi janji. Saatnya membuktikan bahwa janji bukanlah sebuah isapan jempol belaka. Banyak agenda pembenahan ekonomi yang dapat kitasimak dalam buku Indonesia Economic Almanac 2015.
Saat ini belum semua orang mengenal dan aktif di pasar modal. Hanya sekitar 500.000 orang-dari 250 juta populasi penduduk Indonesia-yang ikut bermain dan mengambil untung dari pasar modal. Sementara itu, investor asing, meskipun jumiahnya lebih sedikit dibandingkan dengan investor lokal, mampu mengendalikan transaksi carena mereka memiliki dana yang cukup besar. Alhasil, investor asing telah menjadi tiang utana penopang pasar modal nasional. Kondisi ini membuat pasar modal menjadi rentan, karena begitu situasi ekonomi tidak kondusif, lalu investor asing tersebut hengkang, maka bursa efek langsung lunglai. Dengan ketimpangan itu, tentu saja perdagangan saham di pasar modal tidak sepenuhnya mewakili wajah perekonomian sehari-hari.
Dari aspek penegakan hukum, pasar modal nasional juga masih rapuh. Setiap tahun selalu ada pelaku pasar modal yang terjerat hukum akibat bertindak curang. Namun, banyak pula yang lolos dari jeratan hukum karena sulit dibuktikan, misalnya transaksi yang menyesatkan seperti insidertrading, conering, churning, dan short selling. Praktik seperti ini dianalogikan seperti angin: bisa dirasakan tapi tidak terlihat, tersirat tapi tidak tersurat.
Buku "Mengelola merek" berisi bagaimana para pengusaha dapat menjaga dan mengolala merek agar tetap eksis dan berkembang. Merek merupakan aset usaha yang terbesar dengan pengelolaan dan pembangunan yang tepat akan menjadi kunci daya saing dan kelanjutan usaha saat ini dan masa depan.
"GETTING DOWN TO BUSINESS IN INDONESIA" is a book written by an Indonesian business executives who spent about 25 years of his career life working for multi-national bussiness organizations in Indonesia.Being a management practitioner himself,during those years he often found himself to be two different sometimes conflicting culture, Indonesian and those of the non-Indonesians. He witnessed and even experienced himself,how and when his non-Indonesian colleagues were so frustrated by not getting things done according to plans which have been beautifully worked out.
Buku Indonesia Economic Almanac 2013 merupakan kumpulan analisis, data perekonomian secara makro untuk periode 2013 dan prediksinya untuk periode 2014. Ada beberapa pakar ekonomi, analis, pelaku pasar, para menteri, wakil presiden, presiden, dan para stakeholder perekonomian Indonesia lainnya. Sangat berguna bagi Anda para mahasiswa, akademisi, peneliti, wartawan, CEO, birokrat, atau pejabat pemerintah lainnya.